Nama : Tharisa
Amanda Lubis
Nim : 200903178
Mata Kuliah :
Kebijakan Keuangan Dan Politik Perpajakan ( A )
Dosen Pengampu :
Dr. Sally Marissa Sihombing, S.I.P, M.Si
Link Blog :
tarisamandalbs31.blogspot.com
DILEMA KEBIJAKAN FISKAL DI INDONESIA:
DAMPAK KEBIJAKAN EKSPANSI DAN KONTRAKSI FISKAL TERHADAP BEBERAPA INDIKATOR
EKONOMI
Kebijakan
Fisikal Di Indonesia
Kebijakan fiskal merupakan alat kebijakan dan tata kelola
utama negara-negara berkembang. Perubahan indikator makro untuk kebijakan
fiskal dapat bersifat kontraktif atau ekspansif.
Romer percaya pada "Teori Siklus Bisnis Nyata"
bahwa dampak peningkatan pengeluaran pemerintah terhadap pengeluaran pemerintah
hanya bersifat sementara, dan dampak kenaikan 1% dalam pengeluaran pemerintah
akan berdampak sementara pada modal, tenaga kerja, output, dan konsumsi. , Dan
tingkat upah dan suku bunga.
Hebbel mempelajari hubungan antara defisit fiskal dan
kinerja makroekonomi di negara berkembang, dan hasilnya menunjukkan hubungan
yang saling menguatkan.
Manajemen keuangan yang baik akan menjaga akses ke pinjaman
luar negeri dan menghindari crowding out investasi swasta sambil menstabilkan
pertumbuhan anggaran dan meningkatkan posisi fiskal pemerintah, akan ada
trade-off antara defisit fiskal dan inflasi dalam jangka panjang, yang berarti
bahwa jika uang dicetak untuk menutupi defisit, itu akan menyebabkan
peningkatan anggaran. tingkat inflasi.
Sosial Humaniora, Vol. 8. Tidak. 1 Maret 2006: 52-64
Meskipun keseimbangan fiskal merupakan indikator penting
dari evaluasi makroekonomi, negara-negara berkembang biasanya mengalami defisit
anggaran yang terus-menerus karena masalah kebijakan pemerintah.
Adapun tujuan
penelitian dari permasalahan ini sbg
1.
Untuk
mengevaluasi dampak kebijakan fiskal (peningkatan T dan G) pada kondisi defisit
anggaran terhadap beberapa indikator ekonomi Indonesia.
2.
Untuk
membandingkan efektifitas kedua bentuk kebijakan dalam mempengaruhi berbagai
indikator ekonomi.
Tujuan Kebijakan
Fisikal :
1.
Menjaga dan Mengembangkan Perekonomian Negara
Penerapan
kebijakan fisikal diharapkan mampu mempengaruhi seluruh sektor ekonomi negara
dan memperbaiki masalah di dalamnya, mulai dari sektor korporat , perbankan,
hingga usaha mikro.
2.
Meningkatkan Kualitas SDM
Salah satu tujuan
dari kebijakan fisikal adalah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
publik, terutama dalam aspek teknis dan ekonomi. Jika kualitas sumber daya
manusia meningkat, diharapkan sumber daya manusia tersebut memiliki kemampuan
untuk bersaing di dunia kerja domestik dan internasional, sehingga meningkatkan
kesejahteraan mereka.
3.
Menjaga Stabilitas Harga Barang
Ada banyak faktor
yang mempengaruhi harga komditas pasar, dari faktor positif seperti permintaan
yang meningkat hingga faktor negatif seperti penimbuan dan monopoli. Salah satu
tujuan kebijakan fisikal indonesia adalah menjaga harga komoditas yang
terjangkau masyarakat dan menghindari fluktuasi yang disebabkan oleh pihak –
pihak yang tidak bertanggungjawab.
4.
Mendorong Investasi
Tujuan kebijakan
fisikal yang terakhir adalah untuk menciptakan iklim investasi lebih baik bagi
pelaku pasar modal, utamanya investor. Sehingga negara bisa memperoleh lebih
banyak pendapatan dari pajak usaha.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi perilaku konsumsi dan investasi swasta, investasi pemerintah
dan jumlah hutang luar negeri seperti Tabel 1. Suku bunga deposito meskipun
tidak signifikan mempengaruhi investasi swasta tetapi berkorelasi negatif.
Semakin tinggi tingkat suku bunga deposito akan menurunkan investasi swasta
karena kenaikan tingkat suku bunga deposito akan diikuti dengan kenaikan
tingkat suku komersial dan suku bunga yang tinggi tidak kondusif bagi suatu
investasi. Pada suku bunga tinggi kredit investasi oleh dunai usaha akan
menurun karena adanya kesulitan untuk mengembalikan kredit investasi yang
mereka pinjam.
Pada sisi lain
kenaikan suku bunga deposito akan mendorong masyarakat untuk cenderung
menyimpan uangnya di bank dibanding melakukan investasi. Peningkatan tabungan
tidak akan diikuti oleh kenaikan investasi jika suku bunga komersial tetap
tinggi. Tingkat inflasi dan pertumbuhan pajak berpengaruh signifikan dan
negatif terhadap investasi. Tingkat inflasi dan pajak yang tinggi akan
menghambat investasi swasta sehingga dalam suatu kebijakan pemerintah berusaha
untuk mencegah terjadinya laju inflasi yang berlebihan dan dalam kondisi
tertentu untuk menarik investasi swasta pemerintah perlu melakukan insentif
dalam bentuk keringan pajak.
Pendapatan
perkapita meskipun tidak signifikan mempengaruhi investasi swasta tetapi dengan
kenaikan pendapatan akan mendorong kenaikan investasi. Hal ini terutama
diakibatkan karena peningkatan pendapatan akan mendorong peningkatan agregat
demand sehingga akan mendorong terjadinya investasi oleh sektor swasta.
Investasi swasta dari tahun ke tahun secara umum meningkat di Indonesia yang
terlihat dari koefisien lag-investasi swasta yang positif. Investasi pemerintah
hanya signifikan dipengaruhi oleh GDP sedangkan faktor lain seperti tingkat
suku bunga deposito, tingkat inflasi dan lag-investasi pemerintah tidak
berpengaruh signifikan.
Hal ini
mengindikasikan bahwa besar kecilnya investasi yang dilakukan oleh pemerintah
tidak dipengaruhi oleh faktor pasar tetapi sangat tergantung dari ketersediaan
dana pembangunan suatu negara. GDP mampu mengindikasikan kemajuan suatu negara
dan untuk Indonesia dimana investasi pemerintah masih diperlukan maka besarnya
investasi akan sangat tergantung pada penerimaan pemerintah. Investasi
pemerintah dari tahun ke tahun secara umum terus mengalami kebijakan dan ini
menunjukkan bahwa peran pemerintah dalam menstimulus aktifitas ekonomi masih
besar dan belum dapat diserahkan pada swasta. Investasi pemerintah biasanya
berupa autonomous invesment yang biasanya dilakukan untuk proyek investasi yang
membutuhkan dana besar dan lebih berorientasi pada peningkatan pelayanan
masyarakat meskipun kadang-kadang aspek profit juga dipertimbangkan.
Orientasi
investasi seperti ini menyebabkan besarnya investasi yang dilakukan oleh
pemerintah tidak tergantung pada tingkat suku bunga dan tingkat inflasi yang
terjadi.
Adapun tujuan
fisikal menurut Ibrahim (2013:194)yaitu :
1.
Untuk meningkatkan produksi nasional (PDB) dan
pertumbuhan ekonomi atau memperbaiki keadaan ekonomi.
2.
Untuk memperluas lapangan kerja dan mengurangi
pengangguran atau mengusaha- kan kesempatan kerja (mengurangi pengang- guran),
dan menjaga kestabilan hargaharga secara umum. meningkatnya harga-harga pada
seluruh barang dalam perekonomian (Pohan, 2008:14).
Adapun Instrumen
Kebijakan Fisikal
1.
Perpajakan
Instrumen pajak
pada kebijakan fiskal bisa dikatakan paling kuat keberadaannya di tangan
otoritas publik. Alasan kedua sangat jelas bahwa pajak merupakan pemasukan
utama dari sebuah negara.
Hal-hal yang
diperhatikan dalam instrumen pajak adalah ketika pendapatan pemerintah sedikit,
maka besar kemungkinan negara akan menaikkan tarif pajak.
2.
Pengeluaran
Pengeluaran
pemerintah sangat erat kaitannya dengan upaya pembangunan negara. Mulai dari pembangunan
infrastruktur atau pembangunan SDM.
Pengeluaran
negara ini nantinya akan berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan ekonomi.
Misalnya saja pembangunan lalu lintas transportasi darat, fasilitas kesehatan,
atau pendidikan.
3.
Utang Publik
Upaya pemerintah
untuk meminjam kepada bank dunia atau pinjaman publik dengan cara mengeluarkan
surat utang dan obligasi. Hal itu muncul dari anggapan bahwa pemasukan
pemerintah tidak cukup untuk memenuhi pengeluaran.
4.
Anggaran
Segala rencana
pengeluaran dan penerimaan negara untuk menjalankan program pertumbuhan ekonomi
terutama program-program jangka panjang.
Refrensi
:
https://ejurnalunsam.id/index.php/jse/article/download/1152/966
https://www.rusdionoconsulting.com/kebijakan-fiskal/https://www.ocbcnisp.com/en/article/2021/08/12/kebijakan-fiskal-adalah
http://jurnal.unpad.ac.id/sosiohumaniora/article/view/5361/2723
Tidak ada komentar:
Posting Komentar